Tuesday 29 March 2011

Mimpi Ular

Sudah tiga hari terakhir istri saya selalu membicarakan tentang ular. Tiga malam yang lalu, istri saya bermimpi didatangi oleh seekor ular. Dan ular adalah pertanda buruk katanya. Representasi sebuah kejadian yang tidak kita inginkan. Mulai dari situ istri saya jadi kuatir.

Saat saya temani dia masak didapur, saat duduk bersama dimeja makan, topik mimpi ular jadi selipan pembicaraan. Juga diranjang kami menjelang tidur, ular lagi-lagi jadi bahan omongan.
“apa yang akan terjadi?” katanya cemas. Saya tersenyum bilang tak bakal ada apa-apa, jangan terlalu kuatir nanti malah kejadian benar. Dia juga tersenyum dan tetap kuatir, dapat saya lihat dari wajahnya.

Tahu kalau saya bukan orang tepat diajak ngobrol tentang yang beginian, dia tak banyak mendesak, tak bakal saya seriusi tahayul ini. Kalau buat obrolan ringan ayo saja, tak mengapa.
Dan mimpi ular itu tetap jadi misteri untuk istri saya, pertanyaan yang menggantung pada pikirannya, hatinya serta perasaannya.

Saya tetap renyah saja menyikapinya, karena saya memang tak pernah meyakini hal-hal yang begitu itu, dari dulu, dari ketika bahkan saya belum mengenal begitu banyak logika-logika.

Seorang nenek yang kebetulan duduk bersama istri saya di sela menunggu anak-anak disekolah , menyarankan untuk berdoa saja, memohon Yang di atas agar hal buruk tidak benar-benar terjadi dan semua itu diceritakan kembali kepada saya dimeja makan malamnya.
Saya kembali tersenyum, istri saya protes, orang di ceritain kok cuma tersenyum saja, katanya.

Setelah empat harinya, mimpi ular sudah berkurang jadi selipan obrolan. Hanya kadang saja saat ada berita tetangga, koran atau TV, masihlah juga mimpi ular ini diselip-selipkan, dihubung-hubungkan dengan kondisi keluarga kami.

Dan buat saya, selipan cerita ular itu hanyalah bumbu peyedap pembicaraan mesra kami seperti hari-hari kemarin dan besok.